a) Maluku
b) Yogyakarta
c) Sulawesi
d) Kalimantan
e) Aceh
f) Bali
JANGAN ADA YANG NGASAL PLIS :')
Maluku:
Perlawanan rakyat Maluku muncul pada tahun 1635 di bawah pimpinan Kakiali, Kapitan Hitu. Saat Kakiali tewas terbunuh, perjuangannya dilanjutkan Kapitan Tulukabessy. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Sampai akhir abad ke-18 tak terdengar lagi perlawanan pada VOC.
Yogyakarta:
pertempuran yang terjadi antara Pejuang Yogyakarta dengan Tentara Pendudukan Jepang dalam merebut markas Oshabutai. Pertempuran Kotabaru merupakan pertempuran yang cukup penting, namun masih kurang ditonjolkan dalam historiografi Indonesia. Skripsi ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya Pertempuran Kotabaru 7 Oktober 1945, (2) mengetahui proses pertempuran Kotabaru 7 Oktober 1945, dan (3) mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pertempuran Kotabaru 7 Oktober 1945.
Sulawesi:
Perlawanan rakyat sulawesi terjadi pada tahun 1829-1907. Perjuangan itu melawan Pemerintahan Hindia Belanda dengan Kerajaan Gowa yang hanya mengakui kekuasaan Belanda. Pada tahun 1811-1816, Belanda kembali ke Sulawesi Selatan setelah berakhirnya pemerintahan Inggris
Kalimantan:
berlangsung pada tahun 1859 karena Belanda ikut campur tangan terhadap pengangkatan raja di Kerajaan Banjarmasin. Hal ini pun ditentang oleh masyarakat dan juga bangsawan hingga menyebabkan perselisihan.
Diketahui, Belanda mengangkat pangeran Tamjidillah menjadi seorang sultan. Padahal, di sisi lain ada pangeran Hidayat yang dinilai lebih berhak namun hanya ditunjuk sebagai Mangkubumi sehingga memicu kemarahan rakyat untuk menyerang. Tokoh Perlawanan Rakyat Kalimantan
Perlawanan rakyat Kalimantan melawan Belanda dipimpin oleh pangeran Antasari. Ia memimpin pasukan rakyat untuk mengepung benteng Belanda di Martapura dan juga Pangaron.
Kemudian, ada juga Kyai Demang Loman dan pengikutnya yang bergerak di sekitar Riam Kiwa dan mengancam benteng Belanda. Sementara di pos Belanda Istana Martapura, Haji Nasrun juga melakukan penyerangan.
Aceh:
tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira
Bali:
Perang Bali I merupakan ekspedisi militer pertama yang dilancarkan Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger ke kerajaan Buleleng, Bali pada tahun 1846. Perang ini lahir sebagai langkah Hindia Belanda mewujudkan Pax Netherlandica (perdamaian di bawah Belanda) di nusantara. Upaya tersebut melahirkan perjanjian tahun 1941 dengan kerajaan Klungkung, Badung dan Buleleng. Salah satu isinya berbunyi: "Raja-raja Bali mengakui bahwa kerajaan-kerajaan di Bali berada di bawah pengaruh Belanda."
[answer.2.content]